Alhamdulillah, Miom itu tidak ada

Sebelum ini aku sempat bercerita Bukan hanya Endometriosis, Tapi Juga Miom, yang sempat membuatku kaget, panik, galau, speechless, rasa tidak karuan tidak percaya, dengan adanya benda yang tidak diinginkan tumbuh di rahimku. Aku bahkan sempat berpikiran untuk membatalkan rencanaku untuk melakukan operasi. Bayangkan jika aku melakukan operasi, tidak hanya ovariumku, sang penghasil sel telurku yang akan di acak-acak, tetapi juga rahimku, RAHIMKU. Sebagian orang yang mengerti apa itu Miom dan kista mungkin bisa mengerti bagaimana perasaanku.

Keluar dari ruangan dokter tersebut aku langsung membuat rencana untuk menemui dokter kandungan lain untuk meminta pendapat. Tentu saja ada rasa khawatir dan tidak percaya didalam diriku. Bagaimana mungkin 4 dokter yang sebelumnya aku temui semuanya salah mendiagnosa penyakitku.

Berhubung orangtuaku sedang sibuk, jadilah hari jumat aku baru berangkat ke kota untuk melakukan konsultasi (konsultasi sebelumnya hari Rabu).  Berangkat pagi-pagi dari rumah kami langsung menuju RSU Raden Mataher. Setelah melakukan registrasi aku langsung menuju ruang spesialis kandungan. Masuk ke ruangan tersebut aku sedikit kaget dan emosi karna di keroyok oleh beberapa anak muda dengan jas putih. Setelah kulihat papan nama kecil yang menempel di dada mereka ‘S.Ked’, ah, dokter praktek rupanya. Sedangkan aku sedang tidak ingin berbaik hati melayani mereka, karna aku sudah sangat-sangat ingin segera tahu kebenaran, apakah benar ada yang tumbuh di dalam rahimku.

Karena mereka banyak tanya, kontan saja ibuku langsung mengeluarkan semua hasil pemeriksaanku sebelumnya. Tadinya ingin segera, eh malah jadi makin lama. Mereka justru sibuk melihat-lihat hasil konsultasiku sebelumnya, padahal sudah ku katakan aku ingin melakukan USG. Lama diruangan yang seperti pasar itu, mereka memintaku untuk memfoto copy keterangan dokter hasil konsultasiku sebelumnya, katanya untuk perbandingan. 5 dokter yang kudatangi sebelumnya, tidak satupun yang riweh seperti mereka.
Oke, semua kemauan mereka sudah kuturuti dengan semua ketidaksabaranku. Akhirnya aku diiringi oleh salah satu calon dokter muda itu keruangan periksa. Setelah kutelanjangi ruangan itu dengan kedua mataku, tidak ada alat yang sering kulihat di ruangan2 dokter kandungan sebelumnya, ada dimana alat USGnya?

Kutarik nafasku dalam-dalam, kemudian kuhembuskan perlahan untuk meredam emosiku, karna memang tidak ada alat USG disana. Kenapa tidak bilang kalau tidak bisa USG, padahal sudah kusampaikan niatku ketika datang. Untungnya ada ibuku, kalau tidak sudah kutinggalkan ruangan itu dengan muka masam. Sebelum pulang dokter laki2 berumur itu menawarkanku untuk datang ke tempat praktek pribadinya.
Keluar dari RS tersebut, aku langsung meminta orangtuaku untuk ke RS Siloam. Tiba disana, setelah registrasi (entah sudah berapa banyak ID Card rumah sakit atas namaku) aku dan ibuku langsung menuju ruang Dr Gorga, Dr Spesialis kandungan yang sedang praktek saat itu. Kali ini aku tidak menyebutkan bahwa aku telah mengetahui adanya kista atau miom di perutku. Aku hanya menyampaikan keluhan yang kurasakan ketika datangbulan.

Seperti biasa aku diminta untuk ketempat tidur periksa untuk melakukan USG. “Mudah2an tidak ada kista ya” ucap sang dokter. Aku hanya diam saja menanggapinya, karna memang ada. Setelah suster menyemprotkan cairan bening itu, dokter segera meletakkan alat USG ke atas perutku. Aku bisa melihat rasa kaget di wajah sang dokter melihat ukuran kistaku yang cukup besar.

Setelah menjelaskan adanya kista di ovariumku kiri dan kanan, tanpa basa basi aku langsung menanyakan perihal miom yang disebutkan dokter sebelumnya. Fiuuhh, lega rasanya ternyata tidak ada. Kali ini aku menjadi banyak tanya ketika alat USG masih diatas perutku. Yakin kan dok tidak ada Miom? Rahim saya bersih kan dok? Tidak ada yang lain kan dok selain kista? Rahim saya yang mana dok? Mungkin Dr Gorga bingung dengan semua pertanyaanku, masa bodohlah yang penting aku puas. Setelah cukup berbasa basi, aku keluar meninggalkan ruangan dengan membawa print out hasil USG.

Operasi, hal itu semakin pasti harus aku hadapi. Kembali rasa takut menjalari tubuhku. Aku bersikeras ingin mendapatkan dokter terbaik dan penanganan terbaik. Ukuran kedua kistaku cukup besar, jika dokter yang menanganinya tidak ahli bisa saja ovariumku diangkat kedua-duanya. Bayangkan jika kedua penghasil sel telurku tidak ada?

Tuhanku, aku hanya bisa berusaha dan berdoa berharap mendapatkan yang terbaik. Pasti ada campur tanganmu di setiap usaha yang ku lakukan. Aku pasrahkan semua kepada Mu, semua atas kehendak Mu.


Komentar

  1. What you need to know about the top casinos in the United States
    Top 3 casinos 서귀포 출장안마 in the United States · 남양주 출장샵 1. Bovada 양산 출장마사지 · 2. BetMGM · 안양 출장샵 3. 시흥 출장샵 888 Casino · 4. 888 Casino.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer