Damn, you are there!

“Wah harus segera beranak ini” hal yang ku khawatirkan ternyata benar terjadi. Akupun mencoba mencari tahu kepada dokter lain yang menurutku lebih dapat dipercaya.

 “Wah iya ada, sebelah kiri ya?” rasa heran dan kaget menyerangku, “sebelah kanan dok” timpalku. Dokter wanita paruh baya yang belum lama ku kenal itu segera menggeser alat USGnya ke sebelah kanan perutku. “Wah iya, kiri-kanan, coba liat sini nis, benar kan?” jawabnya sembari meminta keyakinan penglihatannya kepada asistennya. Si asistenpun membenarkan.

Aku semakin gelisah, tidak tahu harus bagaimana. Yang kemudian keluar dari mulutku “ukurannya berapa dok?” sambil menyipitkan matanya sambil mengira-ngira “4-5 cm sepertinya”. Aku mencoba menceran apa yang disampaikan olehnya.

Kegiat sorot – menyorot perutkupun selesai. Asisten dokter segera membersihkan cairan kental dingin berwarna bening, yang kutahu untuk membantu alat USG menerawang isi perut, dari perutku. Akupun bergegas turun mengejar dokter yang tak lagi muda itu.

“saya harus bagaimana dok?”

“Mens-nya normal g?” dokter itu malah balik bertanya

“iya dok” sebenarnya aku tidak begitu paham mengenai ke-normal-an wanita pada saat datang bulan itu seperti apa.

“sakit g?” Dokter Ida terus saja bertanya

“sakit sih dok, tapi kayak sumilangeun biasa”

“Masih bisa tahan sakitnya?” aku mulai menerima semua pertanyaan yang keluar dari mulutnya

“Masih sih dok, tapi pernah sampe g kuat jalan” aku menjelaskan, dan bayangan rasa sakit beberapa hari yang lalu melintas di benakku, bagaimana aku harus tertatih – tatih berjalan kala harus ke kamar kecil.

“Penyebabnya apa dok?” sekarang giliranku yang bertanya

“Tidak ada yang tahu pasti apa penyebab dari Endometriosis atau Kista Coklat. Biasanya genetik. Ibu atau saudara kamu barangkali ada yang pernah?”

“setahu saya tidak ada dok, saya harus bagaimana dok? Tindakan apa yang harus saya lakukan?” tuntutku ingin segera tahu.

“Kamu sudah punya anak”

“belum”

“Kamu sudah menikah?”

“belum dok?” si dokter mulai membuatku bingung

“sudah ada rencana untuk menikah?” pertanyaan yang semakin membuatku bingung

“Belum ada dok”

“kalau belum ada rencana untuk punya anak tidak ada tindakan apa-apa, kecuali kalau sudah sakit banget dan mengganggu berarti harus diangkat” jelas si dokter

“Jadi g ada tindakan apa-apa dok?” aku kembali menegaskan. Dokter Ida hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Semua pertanyaan yang sebelumnya telah aku persiapkan hilang begitu saja tersapu oleh rasa khawatir dan takut dalam diriku. Saat aku mencoba beranjak untuk pergi terlintas pertanyaan dalam benakku “obat dok, apa tidak ada obatnya?” lagi-lagi si dokter hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya. “lalu apa yang harus saya lakukan agar kistanya tidak membesar?” tanyaku dengan sungguh-sungguh. “Pola hidup sehat, hindari MSG, Mie Instan, Fast Food, Junk Food, dan makanan yang dibakar” Hanya itu penjelasan terakhir yang kudengar sebelum meninggalkan ruangan kecil yang isinya tidak jauh berbeda dengan ruangan periksa dokter pada umumnya. Hanya saja ada dua layar didalamnya untuk melihat hasil USG.

Aku meninggalkan ruangan itu dengan perasaan berkecamuk, sedih, rasa tak percaya, dan bingung. Tapi air mata tak mampu keluar. Mungkin karna aku malu masih di tempat umum. Aku ingat dengan jelas raut wajah kasihan dari si Dokter. Ingin marah rasanya, jawaban yang ingin kudengar tak sesuai dengan harapan. ‘Tidak ada obatnya, bahkan hanya untuk mengecilkan atau membuatnya berhenti tumbuh besar’.

Hey Endometriosis atau Kista Coklat, aku tidak pernah berpikir kamu akan tumbuh disana. Berdampingan dengan ovariumku. Tidak hanya satu, tapi dua, dikiri dan kanan alat reproduksiku. Kenapa setelah besar baru kusadari kau ada. Tahukah kau, saat ini aku begitu takut terhadap kehadiranmu.

Apa yang harus kukatakan kepada ibuku? Ia pasti akan sangat khawatir, terbayang dengan jelas dipikiranku bagaimana khawatirnya ia terhadap kondisiku. Kepada teman-temankupun aku tak ingin bercerita, karna tak ingin mereka kasihan kepadaku.

Tuhan, mungkin ini ujianmu yang lain untukku. Agar aku menjadi manusia yang lebih kuat. Agar aku lebih sering lagi mengingatmu.

September 2013